Selasa, 18 Oktober 2016

SERAH TERIMA PEJABAT ESELON III & IV DI LINGKUNGAN RSJ. DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG


          Lawang (14/10) – Bertempat di Ruang Anjasmoro pada Jumat 14 Oktober 2016 telah berlangsung serah terima jabatan pejabat strukturalyang sebelumnya telah dilantik  pada Selasa 11 Oktober 2016 di Ruang Siwabessy Gedung Prof. Dr. Sujudi Kementerian Kesehatan Jakarta oleh Direktur Jenderal Yankes Kementerian Kesehatan dr. Bambang Wibowo Sp.OG. (K),MARS.

 Beberapa pejabat struktural RSJRW yang mengemban amanah tugas baru diantaranya:
1.       dr. Didid Roesono Sp.KJ sebagai Dir. SDM dan Pendidikan
2.       dr. Yuniar. Sp.KJ sebagai Dir. Medik dan Keperawatan
3.       Anik Herawati, SE, MM sebagai Kabag SDM
4.       dr. Marintik Illahi Sp.KJ sebagai Kabid Medik
5.       Tri Sejati, SKM sebagai Kasubag Program Anggaran
6.       dr. Gunawan, MMRS sebagai Kasubag Administrasi Kepegawaian
7.       Paramitha Noertjahya, SST, MM sebagai Kasubag Pengembangan SDM
8.       dr. Nur Widayati sebagai Kasi Pelayanan Medik
9.       M. Shalehuddin, S.Kep. Ns. M.Kes sebagai Kasi Pelayanan Penunjang Medik.

Pada acara serah terima jabatan dilakukan penanda tanganan berita acara serah terima jabatan dari pejabat lama ke pejabat baru yang disaksikan oleh Direktur Utama dr. Laurentius Panggabean Sp.KJ, MKK.  Momen serah terima jabatan kali ini sekaligus dijadikan sebagai acara pisah kenang Dir. SDM dan Pendidikan periode 2011-2016 drg. Nurini Widayani, M.Kes yang kini mengemban amanah tugas baru sebagai Kabid Sarana Medik di RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Selamat bertugas. 

KASUS PASUNG FENOMENA GUNUNG ES



             
   Lawang (12/10) - Upaya RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang (RSJRW) untuk turut  mensukseskan program pemerintah provinsi “Jatim Bebas Pasung 2017” terus digalakkan. Pada Selasa 11 Oktober 2016,  RSJRW bekerja sama dengan Pemerintah Desa Banjararum, Kec Singosari, Kab Malang dan Petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Dinas Sosial Kab. Malang berhasil membebaskan 3 korban pasung. Dua diantara korban yakni SI (51 thn), MM (30 thn)masih memiliki hubungan keluarga dan terisolasi di ruangan berbeda dalam satu rumah. Selama 25 tahun SI hidup terisolasi dalam ruang sempit di salah satu kamar di rumahnya, ketika dievakuasi kondisi SI dalam keadaan lemah dan harus ditandu untuk menuju ambulan karena kesulitan untuk berjalan. Hal serupa juga dialami keponakan SI, korban MM  selama lebih dari 10 tahun juga mengalami isolasi di ruang sempit lantai dua rumahnya. Sehari-hari kedua korban tersebut dirawat oleh Ibu RK yang merupakan adik dari SI. Keluarga RK telah menempuh berbagai cara untuk menyembuhkan SI dan MM, baik melalui jalan medis maupun pengobatan alternatif lain hingga keluarga tidak lagi memiliki biaya untuk berobat.Di lokasi yang lain tim juga berhasil mengevakuasi WW (30 thn) yang juga telah terisolasi selama 7 tahun di rumahnya.
                Dalam keterangannya Fachrudin Ali Ahmad petugas TKSK Dinsos Kab Malang menyatakan saat ini di Kabupaten Malang masih ada 57 korban pasung yang belum mendapatkan pengobatan yang layak. Di samping itu ada fenomena lain yang menghambat kinerja petugas sosial dalam mengevakuasi korban, yakni rata-rata korban pasung sudah dihapuskan dalam dokumen keluarga baik dalam Kartu Keluarga maupun KTPnya karena malu memiliki anggota keluarga yang merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Sedangkan untuk mengurus kelengkapan administrasi berobat dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) maupun Jamkesda korban harus memiliki kelengkapan administratif seperti KTP dan KK. Maka dari itu edukasi dan pendekatan persuasif dari berbagai pihak terkait mengenai penanganan korban pasung masih terus harus ditingkatkan di masyarakat. Diharapkan melalui edukasi tersebut keluarga sebagai pihak terdekat dapat mengambil langkah yang tepat jika ada anggota keluarga yang terindikasi mengalami gangguan kejiwaan dan mengetahui bagaimana mendapatkan pengobatan yang tepat. (arum)

Kamis, 13 Oktober 2016

KEMERIAHAN PERINGATAN HARI KESEHATAN JIWA SEDUNIA 2016 DI RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Lawang (10/10) Pertolongan pertama secara psikologis dalam masalah kesehatan jiwa sangat diperlukan bagi semua orang, karena berbagai kondisi krisis dan masalah kesehatan jiwa sering terjadi di masyarakat. Tekanan psikologis dan krisis mental dapat terjadi dimana saja, seperti di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di jalan, di ruangpublik, dan di fasilitas pelayanan kesehatan. Kalimat diatas merupakan petikan sambutan Menteri Kesehatan RI yang disampaikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Mediko Legal drg. Tritarayati, SH, M.H.Kes pada acara puncak Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) 2016 di Monas, Jakarta (9/10).
HKJS yang diperingati setiap tahunnya pada 10 Oktober mungkin tidak setenar hari kesehatan lainnya, namun jika dicermati lebih jauh permasalahan kesehatan jiwa kini mulai mendapatkan perhatian di masyarakat. Munculnya berbagai fenomena kesehatan jiwa di media massa seperti korban pasung, kasus bullying, perilaku menyimpang dan berbagai kasus lain menjadikan permasalah kesehatan jiwa penting untuk dikaji lebih dalam, bukan lagi stigma atau hal tabu untuk diperbincangkan. Melihat fenomena tersebut RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang (RSJRW) sebagai RS Khusus Jiwa  memaknai HKJS dengan berbagai kegiatan positif yang diharapkan dapat memberikan nilai lebih bagi rehabilitan, jejaring pelayanan kesehatan jiwa, dan masyarakat pada umumnya.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya kegiatan peringatan HKJS tahun ini diawali dengan apel pagi yang selanjutnya diisi dengan seminar penguatan jejaring pelayanan kesehatan jiwa tingkat regional Jawa Timurdan kegiatan pengembalian fungsi sosial rehabilitanmelalui pawai budaya. Pawai budaya yang diprakarsai oleh bidang keperawatan ini diikuti 127 rehabilitan dari 25 ruang rawat inap. Momen HKJS tahun ini makin semarak dengan tarian Gamu Famire yang dimeriahkan oleh tarian dari seluruh rehabilitan, mahasiswa praktikan, karyawan, jajaran pejabat struktural, fungsional dan bahkan jajaran direksi yang hadir turut larut menari bersama.  Pada pawai budaya yang mengusung tema “Sehat Jiwa Diawali Dari Keluarga” RSJRW berusaha memposisikan diri sebagai keluarga bagi rehabilitan yang kini sedang menjalani masa rehabilitasi. Sebagai rencana tindak lanjut menurut Kabid Keperawatan Ibu Susiati, SST dalam waktu dekat RSJRW akan mengundang keluarga rehabilitan untuk memberikan edukasi mengenai permasalahan kesehatan jiwa dan bagaimana cara deteksi dini bila terjadi bangkitan pada ODGJ. 
Pada kesempatan yang sama, RSJRW juga tengah mengadakan Seminar Penguatan Kapasitas Kesehatan Jiwa Daerah Rujukan Regional di Gedung Semeru. Acara yang diikuti lebih dari 100 peserta yang berasal dari perwakilan Pemberi Pelayanan Pertama Tingkat Pertama (PPK 1), Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jatim, Puskesmas, Dokter, Perawat, Petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Dinas Sosial, dan Kader Kesehatan. Acara yang berlangsung pada pukul 08.30  hingga pukul 16.00 WIB secara resmi acara dibuka oleh Direktur Keuangan dan Administrasi Umum Nurul Sri Hidayati Rini, SE, MMRS, Ak  mewakili Direktur Utama.
Ada 4 materi utama yang disampaikan pada seminar kali ini, yang pertama adalah Materi Pengenalan Masalah Kesehatan Jiwa di Masyarakat oleh dr. Anna Purnamasari,SpKJ. Dilanjutkan dengan materi Pelatihan Deteksi Dini Gangguan Jiwa di Masyarakat oleh dr. Yulia Fatima Bessing,SpKJ. Materi ketiga adalah Pengenalan Sistem Rujukan dan Pembiayaan Masalah Kesehatan Jiwa oleh Bapak Basirun Amd.RM dan yang terakhir adalah Pembentukan Jejaring Kesehatan Jiwa Regional oleh dr. Yulia Fatima Bessing,SpKJ. Diharapkan melalui kegiatan ini penguatan jejaring kesehatan jiwa ditingkat regional dapat tercapai dan pemahaman berbagai pihak terkait mengenai permasalahan kesehatan jiwa dapat ditingkatkan. (arum)

Kamis, 06 Oktober 2016

PENANGANAN KELUARGA ODGJ DI DESA LOSARI, KEC. SINGOSARI , KAB. MALANG.



LAWANG (05/10) - Banyaknya fenomena mengenai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) menjadikan permasalahan kesehatan jiwa penting dalam kajian masalah kesehatan masyarakat. Secara umum beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang diantaranya faktor Somatogenik yang berkaitan dengan fisik biologis, Faktor Psikogenik yang berkaitan dengan psikologis dan faktor Sosiogenik yang berkaitan dengan sosial budaya serta lingkungan. Umumnya terjadinya gangguan jiwa merupakan interaksi kompleks diantara faktor-faktor di atas. Seperti yang dialami oleh keluarga Ibu LS warga Desa Losari, Kec. Singosari, Kab Malang, Jawa Timur. Beratnya permasalahan rumah tangga, faktor genetik, himpitan ekonomi dan faktor lingkungan yang kurang mendukung menjadikan Ibu LS (50 th) dan kedua anaknya RB (36 th) dan FN (28 th) mengalami gangguan jiwa selama puluhan tahun.
Rabu 05 Oktober 2016 RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang (RSJRW) bekerjasama dengan Puskesmas Ardimulyo dan Petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Dinas Sosial Kab. Malang berhasil membawa Ibu LS dan RB untuk menjalani pengobatan di RSJRW. FN yang rencananya turut mendapatkan pengobatan saat ini masih harus menunggu kelengkapan administrasi di tingkat desa, dan akan segera mendapatkan pengobatan setelah berkas yang dibutuhkan telah dinyatakan lengkap. Kurangnya informasi dan pengetahuan keluarga mengenai penanganan terhadap ODGJ menjadikan Ibu LS sekeluarga belum pernah mendapatkan pengobatan sesuai dengan penyakit yang mereka derita. Gangguan Jiwa yang masih sering diasosiasikan dengan gangguan roh halus membuat pihak keluarga selama ini lebih memilih untuk berobat ke pengobatan alternatif.    
Fenomena Ibu LS dan keluarga merupakan salah satu contoh permasalahan kesehatan jiwa di masyarakat dan tentu masih banyak fenomena kesehatan jiwa lain yang belum tertangani. Penguatan penyebarluasan informasi dan edukasi bagi masyarakat mengenai  kesehatan jiwa, pencegahan, dan penanganan gangguan jiwa di masyarakat masih harus terus ditingkatkan agar jumlah penderita ODGJ dapat diturunkan (arum)

Selasa, 04 Oktober 2016

PELAYANAN KONSULTASI KESEHATAN JIWA GRATIS PADA PERINGATAN HARI JANTUNG SEDUNIA DI KOTA BATU


RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang untuk Hari Jantung Sedunia 2016

Minggu 25 September 2016, Tim dari RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang (RSJRW) turut berpartisipasi dalam perayaan Hari Jantung Sedunia yang diprakarsai oleh Yayasan Jantung Indonesia cabang Malang Raya. Tercatat lebih 2500 partisipan hadir mengikuti senam jantung sehat di Gedung Balaikota Among Tani Kota Batu.Partisipan yang berasal dari klub Jantung Sehat se-Malang Raya dan komunitas senam lainnya sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena selain dapat merenggangkan ketengangan syaraf melalui senam, partisipan juga berkesempatan mendapatkan berbagai pelayanan kesehatan secara gratis salah satunya pelayanan kesehatan jiwa dari RSJRW. 
Pada peringatan tahun ini Tim RSJRW berkesempatan untuk memberikan pelayanan konsultasi kesehatan jiwa secara gratis kepada partisipan senam jantung sehat. Tim RSJRW terdiri dari Psikiater, Psikolog, Perawat, Petugas Promosi Kesehatan dan tenaga penunjang lainnya.Beberapa layanan yang diberikan diantaranya: Konsultasi Kesehatan Jiwa, Konsultasi Psikologi, Konsultasi Napza, Pemeriksaan Psikologis, Pemeriksaan Depresi, Pemeriksaan Kognitif dan Deteksi Masalah Kesehatan Jiwa.
Partisipan yang hadir cukup tertarik dan penasaran dengan adanya pelayanan konsultasi kesehatan jiwa karena dianggap masih jarang diselenggarakan di tengah-tengah kegiatan masyarakat. Melalui kegiatan ini RSJRW ingin memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekaligusberusaha memberikan pemahaman yang proporsional mengenai gangguan jiwa kepada publik, dengan harapan stigma negatif terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bisa dikikis, diminimalisir sampai akhirnya dihapus.Program Layanan Pemeriksaan Kesehatan Jiwa kali ini merupakan serangkaian acara menuju Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) yang jatuh pada 10 Oktober 2016 nanti (arum).