Rabu, 07 Juni 2017

PERSIAPAN PENETAPAN “AGENT OF CHANGE” DI RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG



Reformasi Birokrasi menjadi tujuan besar yang diwujudkan dalam perubahan paradigma dan tata kelola sebuah satuan kerja pemerintahan, tidak terkecuali pada RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang (RSJRW). Salah satu poin penting yang mendukung terwujudnya reformasi birokrasi adalah perubahan pola pikir danbudaya kerja. Perubahan terebut dapat dicapai dengan adanya keteladanan berperilaku yang nyata dari pimpinan dan individu anggota satuan kerja.Menurut PERMENPANRB No 27 tahun 2014 mengenai Pedoman Pembangunan Agen Perubahan Di Instansi Pemerintah, diperlukan individu atau kelompok anggota organisasi dari tingkat pimpinan sampai dengan pegawai untuk dapat menggerakkan perubahan pada lingkungan kerjanya dan sekaligus dapat berperan sebagai teladan (role model) bagi setiap individu organisasi yang lain dalam berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dianut organisasi. Individu atau kelompok anggota ini disebut dengan Agen Perubahan (Agent of Change).

Serangkaian tahapan pemilihan Agent of Change (AoC) telah dilaksanakan di RSJRW. Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI melalui Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah melaksanakan tes Executive Behavior Assesment (EBA) pada 4 November 2016 dan diikuti oleh 50 peserta yang diproyeksikan akan menjadi AoC RSJRW. Sebagai tindak lanjut dari tes EBA sebelumnya, Selasa 30 Mei 2017 dilaksanakan paparan hasil tes EBA oleh dr. Trisna Wahjuni Putri M.Kes dan Tim. Paparan dilaksanakan di Ruang Operation Room, dibuka secara resmi oleh Direktur Utama dr. Laurentius Panggabean Sp.KJ MKK, dihadiri oleh jajaran direksi dan pejabat struktural.
Pada paparannya dr. Trisna menyampaikan dari serangkaian tes yang telah dilaksanakan sebelumnya, berdasarkan jabatan dapat digambarkan sebagai berikut:strukturalterdiridari 24 orang (48%), staf17 orang (34%), danfungsionalsebanyak9 orang (18%). Berdasarkan tingkat pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut : D1-D3 sebanyak 5 orang (10%), dan S1-S3 sebanyak 45 orang (90%). Dari profil peserta tersebut didapatkan gambaran umum hasil tes EBA bahwa peserta lebih banyak dominan pada fungsi hemisfer kiri atau otak kiri menunjukkan dalam proses berpikir logis dan lebih sistematis. Orang-orang dengan berpikir kiri adalah orang-orang yang mengembangkan nalar secara terfokus dalam memahami sesuatu. Setelah dilaksanakan uji kecocokan dengan indeks kesesuaian sebagaiAoC dari 50 peserta yang mengikuti tes EBA >80% memenuhi kriteria sebagai AoC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar