Senin, 07 April 2014

World Autism Awareness Day 2014 RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang




Untuk memperingati World Autism Awareness Day / Peringatan Hari Autisme Sedunia. Rabu, 2 april 2014 RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat menghimbau kepada seluruh karyawan memakai pakaian bernuansa biru. Tema World Autism Awareness Day pada tahun ini adalah “Autisme dapat disembuhkan, ayo verbal, ayo sekolah regular”. Tahun 2014 merupakan tahun ke-7 peringatan World Autism Awareness Day di RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat. Dan untuk mendukung peringatan kegiatan ini, tim dari PKMRS RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang menyelenggarakan sosialisasi tentang “Autisme Merupakan Gangguan Perkembangan Pada Anak”, di PKJ (Poli Kesehatan Jiwa) yang di ikuti oleh penderita gangguan jiwa dan keluarga yang sedang melakukan kontrol rawat jalan.

Pembicara dalam acara sosialisasi tersebut adalah Dr. Tiwik Kusdiningsih, Sp.KJ., dalam kegiatan ini dijelaskan bahwa autisme pada anak merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak, jika tidak ditangani dengan baik maka akan berdampak pada kehidupan pribadi anak. Gangguan masa perkembangan pada anak penderita autisme ditandai dengan gangguan berbicara/berinteraksi, membaca, dan perilaku. Ciri-ciri umum yang nampak pada anak penderita autisme adalah tidak mudah bersosialisasi dengan orang lain, membaca dengan gagap, berperilaku tidak sama dengan anak seusianya.
Banyak faktor yang menyebabkan autisme antara lain : faktor genetik, disfungsi imunologi, gangguan metabolisme, lingkungan, dll. Namun bukan berarti penderita autisme pada anak tidak dapat disembuhkan, autisme dapat disembuhkan dengan penanganan yang Intensif, Komprehensif/menyeluruh, sejak dini, dan terus menerus. Dr. Tiwik Kusdiningsih, SpKj juga menyarankan bahwa anak penderita autisme tidak perlu disembunyikan dari lingkungan, karena akan memperburuk kondisi kejiwaan anak ketika anak tersebut sudah dewasa.
RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat menyediakan tempat penanganan untuk anak penderita autisme. Penanganan yang dilakukan adalah dengan memberi pelatihan perilaku, terapi wicara, okupasi, fisik dan sosial. Penderita autisme harus mendapat terapi yang sifatnya berkelanjutan, dengan tujuan agar penderita bisa hidup mandiri dan memiliki kepercayaan diri di lingkungan bermasyarakat.
Autisme pada anak bisa terjadi pada siapa saja, bahkan orang terdekat dengan kita. Mereka bukan musuh dan mereka tidak harus kita hindari, karena dengan mengajak berinteraksi secara terus menerus sangat membantu mereka. Untuk pemulihan penanganan yang tepat dapat membantu penderita autisme untuk bisa hidup bersosialisasi dengan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar