Kamis, 03 November 2016

30 TAHUN TERPASUNG WARGA PANARUKAN KEPANJEN KINI MENDAPATKAN PERAWATAN DI RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG



Lawang (01/11) – MS (47 tahun) warga Kelurahan Panarukan Kepanjen, selama ini menghabiskan 30 tahun masa hidupnya di sebuah bangunan bertembok tank berpintu, tanpa penerangan, lembab, hanya berventilasi lubang 50 x 60 cm yang berjeruji dan dicor tepinya. Sebelum sakit dan akhirnya dipasung MS dikenal warga sebagai pemuda yang cerdas, bahkan rumah berlantai 2 yang ditempati oleh keluarganya merupakan hasil buah tangannya. Menurut kerabat, MS mulai menunjukan gejala gangguan jiwa saat usia 17 tahun yang kala itu tengah duduk dibangku kelas 3 salah satu SMA Negeri Favorit di Kabupaten Malang. MS yang cerdas mendadak sering marah, merusak barang di rumah, merusak rumah tetangga di sekitar kediamannya bahkan tidak segan untuk memukul para tetangganya. Keluarga yang merasa terancam, sudah tidak memiliki biaya untuk memberikan ganti rugi dan berobat. Mengisolasi MS di salah satu bangunan di sudut rumah menjadi pilihan keluarga untuk dapat melanjutkan kehidupan mereka dengan tenang, sekaligus memberikan rasa aman bagi keluarga dan masyarakat sekitar.
Butuh waktu 1 tahun bagi Petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Dinas Sosial Kab. Malang, Puskesmas Panarukan dan Perangkat Desa setempat untuk membujuk keluarga agar mau membebaskan pasung dan membawa MS untuk berobat di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang (RSJRW). Hingga akhirnya pada Senin 31 Oktober 2016 kemarin, tim berhasil membebaskan MS dan dirujuk berobat di RSJRW. Untuk membebaskan MS, Tim gabungan dari RSJRW, Puskesmas, Dinsos, dan Perangkat Desa terpaksa membobol tembok pembatas untuk masuk ke dalam ruang pasung pasien.
Beratnya kehidupan MS ini hanya sebagai contoh kecil fenomena pasung di Jawa Timur karena menurut http://epasung.dinsos.jatimprov.go.id/  hingga saat ini masih ada 744 korban pasung lain di Jawa Timur. Dalam upaya pembebasan pasung agenda yang tidak kalah penting dan harus diperhatikan oleh berbagai pihak adalah bagaimana agar korban pasung yang telah dibebaskan tidak lagi terpasung ketika kembali ke keluarga dan masyarakat. Direktur Medik dan Keperawatan RSJRW dr. Yuniar Sp.KJ yang turut dalam upaya evakuasi MS menyatakan bahwa diberbagai daerah angka repasung masih sangat tinggi  di Aceh angka repasung mencapai 25% dan di Magelang mencapai 40%.  Menurut Kasi Rehabilitasi Dinas Sosial Provinsi Jatim Bapak Yusmanu, saat ini Dinsos tengah melaksanakan Program Bebas Pasung Tanpa Re-Pasung dengan memberdayakan para pendamping Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) untuk terus mendampingi, memantau dan mengedukasi ODGJ, Keluarga dan Masyarakat agar ODGJ yang telah kembali di keluarga dan masyarakat dapat diterima dan diberikan kesempatan untuk kembali menjadi manusia produktif. Hal senada juga diungkapkan oleh Lurah Panarukan Bapak Sugeng, SE untuk menghindari kembali terpasungnya MS saat kembali ke keluarga, Lurah telah berkoordinasi dengan RT dan RW setempat untuk dapat menerima kedatangan MS dan memberikan kesempatan bekerja di lahan pertanian di Desa Panarukan (arum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar